Rabu, 11 September 2019

ANTIK (Air Mancur Tanpa Tenaga Listrik)

Koran WAWASAN_Jumat Wage, 30 November 2018_halaman 4: https://issuu.com/koranpagiwawasan/docs/wawasan_20181130/4


Ketika Guru dan Siswa Saling Memadu Melodi
Oleh: Sujono Yusuf, S.Pd

Suara gemercik sebuah air mancur di taman merupakan sebuah pemandangan yang dapat menciptakan suasana yang sejuk dan penuh ketenangan. Berbagai tipe model kolam air mancur dapat dibuat untuk menjadi salah satu solusi yang saat ini hampir digunakan oleh semua penggemar taman di tempat-tempat wisata, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan taman lainnya. Begitu indah, nyaman dan menyejukkan  jika air mancur tersebut selalu dapat kita nikmati setiap saat.

Pemandangan di sekitar kita, bisa menggugah kita untuk berkreasi. Di sekolah tempat penulis mengajar __SDN Poncoruso Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang__ seorang siswa bernama Galih Sandi Pamungkas melakukan sebuah eksperimen, walaupun sederhana tetapi mengagumkan dan membanggakan sekolah dan tentunya orang tuanya. Anak ketiga dari tiga bersaudara tersebut membuat alat sederhana dengan menggunakan barang bekas botol air mineral, menciptakan pemandangan dan suasana menyejukkan yang tidak lagi mahal, yakni menciptakan alat “ANTIK” (Air Mancur Tanpa Tenaga Listrik). Hasil karyanya mendapat Juara 3 dalam Lomba KIR Kategori Tekhnologi Terapan Tingkat Kabupaten Semarang Tahun 2018.
 

Karya Galih, jika dirunut jalan ceritanya, langsung maupun tidak langsung pasti ada keterlibatan dari peran guru. Guru memang merupakan sosok penggali potensi. Pembimbing dan pelatih sekaligus pembentuk karakter. Sejalan dengan peran tersebut, guru selalu berupaya dalam mengembangkan daya pikir anak. Daya pikir akan berkembang secara maksimal jika potensi yang dimiliki siswa dikelola secara optimal. Daya pikir Galih, dan ketekunan seorang guru dalam menghasilkan sebuah karya diibaratkan seperti memadu melodi.

Walaupun berbagai macam tipe air mancur dengan sistem pompa listrik sebenarnya sudah banyak dijual di pasaran. Kita mudah, tinggal memilih sesuai selera dan kebutuhan akan hadirnya sebuah tetesan gemercik air di kolam sebuah taman. Tetapi di balik kemudahan tersebut adakah pertimbangan dan alasan lain seperti apa yang telah dilakukan oleh seorang siswa kelas 5 SD tersebut.

Dengan teori tentang materi sifat-sifat air yang ada di mata pelajaran IPA kelas 5, bukan tidak mungkin jika air mancur yang kita inginkan tidak lagi menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya, bukan tidak mungkin pula jika tidak menggunakan tenaga listrik maka kita tidak perlu mengeluarkan biaya. Untuk memudahkan pengontrolan dan menstranmisikan gaya yang besar melalui unit-unit yang kecil ternyata dapat dipadukan dari sistem hidrolik. Alat “ANTIK” karya siswa kelas 5 SD tersebut didasari dari adanya gravitasi bumi dan ditambahkan teori hidrolika. Dalam ilmu hidrolik kita mengenal perilaku air yang dapat berjalan melawan gravitasi apabila diberikan sesuatu yang mampu mendorong atau menarik air untuk menarik ke atas.

Memadu Melodi, pengembangan air mancur tanpa tenaga listrik perlu, untuk mendapatkan yang lebih sempurna atau sering disebut sebagai air mancur abadi. Guru dan siswa perlu selalu memadu melodi bagaikan instrumen musik yang dimainkan. Selalu melakukan eksperimen untuk mencoba, mencoba dan terus mencoba lagi. Selalu memadukan  teori dasar materi siswa SD dan daya pikir serta potensi yang dimiliki anak didik.

Bukan tidak mungkin pula jika air mancur abadi bisa dilakukan eksperimen lebih mendalam lagi untuk mengganti tenaga listrik energi alternatif. Di alam ini cara kerja air tersebut ada dalam sistem air hujan, dimana air menguap menuju ke atas lalu menggumpal menjadi awan di langit untuk kemudian turun kembali ke permukaan bumi dalam bentuk air hujan, kemudian menguap ke langit lagi begitu seterusnya. Dalam perkembangannya jika alat ini bisa dikembangkan dan bisa diproduksi secara masal sehingga air mancur yang kita inginkan tidak lagi menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya, dan kita tidak perlu mengeluarkan biaya bulanan untuk membayar tagihan listriknya.

Bawaan dan sikap anak sangat beragam. Kepiawaian guru dalam mendidik sangat berpengaruh kuat terhadap corak dan watak anak. Segala bentuk dorongan dan motivasi yang diberikan guru berandil besar terhadap kesuksesan dalam mencapai tujuan. Pada dasarnya setiap anak memiliki bakat yang jika dikembangkan dengan seksama dapat menghasilkan prestasi yang luar biasa. Potensi tersebut diharapkan menjadi bekal yang bermanfaat pada masa mendatang.

Ketika guru dan siswa saling memadu melodi menghasilkan sebuah karya yang membanggakan. Guru adalah pemandu yang sekaligus memadu antara keinginan, harapan dan kenyataan. Oleh karena itu pada saat yang sesulit apapun guru untuk mampu menghadirkan melodi yang menyejukkan ibarat memadu melodi bagaikan gemercik air mancur di taman.

Penulis: Guru Kelas 5 SDN Poncoruso Kecamatan Bawen